Menurut Santoso S. Hamidjojo, media pembelajaran adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran yang dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar. Disisi metode pembelajaran dan penyampaian materi, media pembelajaran dapat menjadi titik yang ikut menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Media pembelajaran dapat membuat proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien sehingga peserta didik dapat memahami materi secara optimal. Maka dari itu, media pembelajaran harus dikemas dengan baik supaya dapat menarik perhatian dan minat belajar peserta didik.
Ada
beberapa tujuan penggunaan media dalam pembelajaran, antara lain adalah untuk (a) meningkatkan kualitas dan efektifitas pembelajaran, (b) memudahkan pengajar dalam melaksanakan
pembelajaran, (c) memberikan arahan mengenai tujuan yang akan dicapai, (d)
menyediakan evaluasi mandiri, (e) memberi rangsangan kepada pengajar untuk
kreatif, (f) menyampaikan materi pembelajaran, dan (g) membantu peserta didik
yang memiliki kekhususan tertentu. Selain itu, media pembelajaran pun memiliki
fungsi itu sendiri, yaitu menyampaikan pembelajaran, konstruksi dari
lingkungan, dan juga mengembangkan keterampilan kognitif.
Pada
masa online learning atau
pembelajaran daring seperti ini, sudah banyak media pembelajaran pembelajaran
daring yang semakin berkembang dan terkenal
untuk memudahkan pembelajaran daring. Pembelajaran daring memiliki beberapa
keunggulan, yaitu tidak memerlukan banyak biaya dan waktu belajar fleksibel.
Namun, kembali lagi tidak ada sesuatu yang sempurna. Jika ada keunggulan maka
disana ada kekurangan. Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran daring ini
tidak menjadi favorite peserta didik.
Pemahaman materi pada saat pembelajaran daring dianggap lebih sulit ketimbang
pembelajaran tatap muka langsung, karena tidak adanya praktek langsung. Lalu,
pembelajaran daring juga memberikan peserta didik kesempatan untuk tidak serius
dalam belajar. “Yang penting hadir”, mungkin seperti itu. Bisa saja pada saat
dilakukan pembelajaran daring peserta didik memang dinyatakan hadir karena
sudah mengisi presensi, namun bagaimana jika sebenarnya saat pelajaran itu dia
tinggal tidur atau bermain ponsel pintar untuk membuak sosial media lain,
sehingga materi sama sekali tidak disimak. Waktu yang seharusnya dipakai untuk
belajar malah terabaikan. Maka dari itu, urgensi media pembelajaran terutama
dalam pembelajaran daring sangatlah penting.
Di masa
pembelajaran daring seperti ini media pembelajaran menjadi semakin penting
penggunaanya. Jika dalam pembelajaran tatap muka biasa mungkin dengan cara
pengajar menyampaikan materi saja sudah dianggap menarik oleh siswa. Sehingga
keberadaan media pembelajaran adalah nilai plus, seperti power point, audio visual , dan sebagainya. Sedangkan di masa serba
online seperti saat ini, media
pembelajaran dapat dikatakan suatu keharusan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Hanya memberikan peserta didik materi atau tugas melalui obrolan
memiliki kemungkinan besar untuk siswa mengabaikannya. Karena jika dilihat
tidak ada sesuatu yang menarik dari hal tersebut. Berbeda jika pengajar dapat
memanfaatkan penggunaan media pembelajaran untuk kegiatan belajar mengajar
sebaik mungkin pada saat masa pembelajaran daring seperti ini, pelajaran akan
semakin efektif dan efisien, juga minat belajar siswa pun tidak akan kalah
seperti sekolah tatap muka biasanya. Karena pada dasarnya belajar merupakan
suatu kewajiban dan keharusan bagi umat manusia, maka membuat pelajaran menjadi
menarik dengan menggunakan media adalah salah satu cara yang sangat praktis
untuk diterapkan. Namun, pada kenyataannya masih banyak pengajar yang tidak
menerapkan media pembelajaran pada proses belajar mengajar, terutama pembelajaran
daring karena masalah cara menggunakannya atau kesediaan peserta didik dalam
menggunakan media tersebut. Biasanya juga karena membutuhkan kuota internet yang
tidak sedikit dan koneksi internet stabil.
Ada
beberapa media pembelajaran daring yang sedang booming dan sering sekali digunakan dalam pembelajaran
1. Zoom
Zoom merupakan
aplikasi yang memungkinkan untuk bertatap muka langsung melalui video. Zoom
juga dapat mengundang banyak partisipan hingga 1000 orang. Dalam satu layar,
kita dapat melihat banyak wajah sehingga terasa seperti tatap muka dikelas
seperti biasanya. Selain itu, kita dapat melakukan share screen seperti melakukan presentasi menggunakan infocus. Kekurangannya adalah aplikasi
ini butuh kuota internet yang cukup besar dan koneksi yang stabil.
2. Google meet
Sama seperti Zoom,
aplikasi yang memungkinkan untuk bertatap muka langsung melalui video. Dan sama
juga seperti Zoom, Google Meet memiliki opsi share screen. Namun, wajah yang dapat dilihat dalam layar tidak
banyak sehingga kita sulit mengetahui siapa saja yang menyalakan kamera. Dan
lagi, aplikasi ini butuh kuota internet yang cukup besar dan koneksi yang
stabil.
3. Youtube
Membuat video
pembelajaran dan mengunggahnya ke youtube sehingga peserta didik dapat
mempelajarinya kapanpun dan dimanapun sudah menjadi hal yang sangat praktis
bagi pembelajaran. Dalam hal ini, kita harus pintar membuat video seperti apa
yang dapat menarik minat dan perhatian peserta didik. Materi pembelajaran
sebaiknya dibuat seringkas mungkin sebelum dibuat video, karena video yang
memiliki durasi yang panjang cenderung membuat peserta didik jenuh dan minat
belajar malah menurun.
4. Google classroom
Google Classroom
adalah aplikasi yang biasanya dipakai pengajar untuk membagikan materi
pembelajaran serta untuk peserta didik mengumpulkan tugas. Keunggulan dari
Google Classroom ini adalah pengajar dapat mengatur deadline pengumpulan tugas, sehingga dapat diketahui secara
otomatis siapa saja yang terlambat mengumpulkan.
5. Quizizz
Quizizz merupakan
aplikasi yang biasanya digunakan untuk melakukan kuis, meskipun Quizizz juga
dapat digunakan untuk membuat pelajaran. Quizizz juga bisa menjadi media untuk ice breaking dan menguji peserta didik
tentang pemahaman materi yang diberikan.
6. Kahoot
Sama seperti
Quizizz, Kahoot biasnaya digunakan untuk memberikan kuis pada peserta didik.
Kahoot dilengkapi dengan background music sehingga membuat kuis terasa lebih
hidup dan seru. Kahoot mengutamakan kecepatan, sehingga siapa yang tercepat dan
memilih jawaban yang benar, maka dia akan mendapat skor tinggi.
7. Google Form
Selain digunakan
untuk membuat formulir dan kuesioner, Google Form juga dapat digunakan dalam
pembelajaran. Biasanya pengajar menggunakan Google Form untuk ujian karena
penggunaannya yang mudah.
Source :
Acesta, Arrofa. 2017. URGENSI MEDIA PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR. Prosiding SEMNAS Pendidikan Matematika 2017 ISBN. https://proceeding.uniku.ac.id/index.php/pmat/article/download/76/71. [diakses pada 20 Desember 2020]